Koperasi Girli, Kecamatan Masaran, Kelurahan Kliwonan

Sumber: ibu Tina

Staff Koperasi girli, Kecamatan Masaran

 

Koperasi girli adalah singkatan dari koperasi pinggir kali, disebut pinggir kali karena letak Kelurahan kliwonan dan kelurahan Pilang sebagai daerah pembatik berada dekat dengan sungai Bengawan Solo. Koperasi Girli ini didirikan oleh 10 orang pengusaha batik yang sudah maju di Kelurahan Kliwonan  dan Kelurahan Pilang pada tahun 1999, seperti pengusaha batik Brotoseno, Sadewo, Brotojoyo, Dewi Arum dll. Tujuan awal didirikannya koperasi girli ini adalah untuk membentuk satu paguyuban pengrajin batik di kedua kelurahan tersebut, sehingga bisa meningkatkan produksi batik di Kecamatan Masaran dengan membantu pemasokan bahan baku dan modal bagi pengrajin batik menengah ke bawah. Koperasi girli ini menyediakan bahan baku seperti kain mori, pewarna, bahan-bahan pembantu produksi batik dan simpan pinjam. Seiring perkembangan batik dan semakin mahalnya harga bahan baku, koperasi girli kurang difungsikan karena koperasi hanya sanggup meminjamkan modal dengan jumlah yang sangat sedikit. Pengarajin-pengarajin batik sekarang meminjam modal dari pengusaha yang sudah maju dan bank karena bias meminjam dalam jumlah yang besar.

Perkembangan batik di Kelurahan Kliwonan dan Pilang dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan terutama karena adanya promosi kampung wisata batik yang dicanangkan oleh Ketua Dinas Pariwisata, Bapak joni (2007). Promosi yang dilakukan untuk mengembangkan batik ini yaitu mengadakan lomaba desain batik, pameran batik, fashion show dan lomba lampion batik yang dilaksanakan pada tahun 2007. Event pameran batik ini berjalan dengan cukup sukses dan dapat antusias yang tinggi dari masyarakat Kabupaten sragen. Tapi sangat disayangkan, event yang menyita perhatian banyak pihak ini hanya dilaksanakan satu kali di Kabupaten Sragen karena kurang dukungan dari Bupati Sragen. Bentuk promosi yang dilakukan untuk mengangkat nama batik Sragen yaitu dengan menjadikan Kelurahan Kliwonan dan Pilang sebagai desa wisata yang dikenalkan melalui media masa dan pemotretan batik di pinggiran Sungai Bengawan Solo.

Pendistribusian batik Sragen ini kebanyakan didistribusikan ke luar Sragen seperti ke Solo berupa kain, Jakarta dengan mengikuti pameran-pameran batik yang diselenggarakan oleh Bank seperti Bank Mandiri, BCA, BNI dll, barang jadi didistribusikan ke Jogja, Aceh, Lombok, Bali, Surabaya dll. Dalam keterkaitannya dengan Solo, pendistribusian batik ke Solo sangat lemah artinya kontribusi Sragen dalam pemasaran batik di Solo sangat kecil karena kebanyakan batik Sragen dipasarkan ke Luar daerah. Masalah yang sering dihadapi pengrajin batik untuk mengembangkan batik Sragen ini merupakan faktor internal dan eksternal seperti motif batik kurang bervariasi dibandingkan dengan batik yang lain, harga bahan baku yang mahal, kurangnya dukungan dari pemerintah Sragen. Untuk mengatasi maslaah tersebut, pengrajin biasanya berinisiatif sendiri untuk memperkenalkan batik Sragen dengan mengikutim pameran batik di Jakarta dan langsung mengirim ke luar negri seperti Australia. Harapan rencana pengembangan batik di Kelurahan Kliwonan dan Pilang adalah adanya Showroom batik yang menunjukkan pengrajin-pengrajin batik saat membatik, membuat gazebo khusus unutuk pembatik dan membuat makanan khas Kelurahan Kliwonan yaitu makanan dari keong.


Leave a comment